Asumsi Keuangan pada Bisnis Pengolahan Abon Ikan yang Efisien

Pembahasan kita kali ini ialah asumsi keuangan pada bisnis pengolahan abon ikan. Pada postingan kali ini akan dibahas mengenai aspek keuangan dari usaha pengolahan abon ikan. Aspek keuangan yang akan dibahas yaitu tentang pemilihan pola usaha, asumsi dan parameter untuk analisis keuangan, Proyeksi Produksi dan Pendapatan Kotor, Proyeksi Rugi Laba dan Break Even Point (BEP), serta Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek.

Asumsi Keuangan Pada Bisnis Pengolahan Abon Ikan

Asumsi Keuangan Pada Bisnis Pengolahan Abon Ikan

Lebih jelasnya tentang asumsi keuangan pada bisnis pengolahan abon ikan bisa baca di bawah ini.

Pemilihan Pola Usaha

Agar asumsi keuangan pada bisnis pengolahan abon ikan ini tepat penentuan unit usaha juga penting. Dalam hal ini unit usaha yang dianalisis adalah unit usaha abon ikan berskala kecil. Bentuk badan usaha perusahaan adalah perusahaan perseorangan. Perusahaan mengolah bahan baku ikan Marlin sebanyak 3 ribu kg per bulan. Proses produksi akan berjalan optimal jika dicampur dengan bahan-bahan pembantu. Maka hasil produksi akan diperoleh produk abon ikan sebanyak 1.200 kg per bulan (rendemen ± 40 persen) dari bahan baku 3 ribu kg.

Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan

Pada analisis aspek keuangan digunakan asumsi-asumsi yang disesuaikan dengan kondisi serta berdasarkan hasil perhitungan pada aspek-aspek sebelumnya. Asumsi keuangan pada bisnis pengolahan abon ikan yang dijadikan dasar perhitungan tersebut terangkum di bawah ini yaitu :

  1. Periode proyek dengan periode 5 tahun
  2. Jumlah hari kerja per bulan yaitu 20 hari
  3. Jumlah bulan kerja per tahun yaitu 12 bulan
  4. Rata-rata Skala Produksi per hari yaitu Rendemen pengolahan ikan ke Abon Ikan sebesar 40%; Produksi abon per hari sebesar 60kg; Bahan baku ikan per hari sebesar 150 kg
  5. Komposisi pemasaran produk yaitu Dijual di pabrik sebesar 10%, Dijual ke pengecer local sebesar 10%; dan Dijual kepada pedagang besar sebesar 80%
  6. Komposisi jenis produk menurut kemasan (dari total produksi) yaitu Kemasan 100 gram sebesar 60% dan Kemasan 250 gram sebesar 40%
  7. Harga jual produk di tingkat produsen yaitu Rp 70.000 /kg
  8. Harga bahan baku Ikan Marlin yaitu Rp 18.000 /kg
  9. Discount Factor (tingkat suku bunga kredit) yaitu 15%
Proyeksi Produksi dan Pendapatan Kotor

Asumsi keuangan pada bisnis pengolahan abon ikan juga dijabarkan menganai proyeksi produksi dan pendapatan. Misalnya jumlah produksi abon ikan selama satu tahun sebesar 14.440 kg (1.200 kg per bulan) dan harga abon ikan ditingkat produsen misalnya adalah Rp 70 ribu per kg. Jadi pendapatan dari hasil penjualan abon ikan per tahun adalah sebesar Rp 1.008 juta.

Berikut ini gambaran yang menyajikan rincian penerimaan atau pendapatan kotor dalam setahun.

  1. Produksi per hari sebesar 60 kg/hari
  2. Produksi per bulan sebesar 1.200 kg/bulan
  3. Produksi per tahun sebesar 14.400 kg/tahun
  4. Harga jual di tingkat produsen sebesar Rp 70.000 / kg
  5. Nilai penjualan per tahun (Pendapatan) sebesar Rp 1.008.000.000 /tahun
Proyeksi Rugi Laba dan Break Even Point (BEP)

Tingkat keuntungan (profitability) dari usaha yang dilaksanakan merupakan bagian sangat penting dalam analisis keuangan dari rencana kegiatan investasi. Keuntungan dihitung berdasarkan selisih antara penerimaan dan pengeluaran tiap tahunnya.

Berikut ini asumsi keuangan pada bisnis pengolahan abon ikan dari proyeksi Laba / Rugi dan BEP.

  1. Nilai penjualan Rp 404.600.000
  2. Jumlah penjualan produksi 5.780 kg

Hasil perhitungan Proyeksi Laba / Rugi menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha ini telah untung sebesar Rp 52.748.388. Laba yang diperoleh ini akan meningkat pada tahun-tahun berikutnya akibat penurunan komponen biaya bunga dan tidak adanya lagi angsuran pokok mulai tahun keempat. Laba rata-rata selama periode proyek adalah Rp 57.768.700 per tahun dengan profit margin rata-rata per tahun sebesar 5,73 persen.

Dengan mempertimbangkan biaya tetap, biaya variabel dan hasil penjualan abon ikan, BEP rata-rata per tahun selama 5 tahun periode proyek usaha abon ikan ini adalah : Rp 404.600.248 per tahun (BEP nilai penjualan), 5.780 kg per tahun (BEP produksi).

Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek

Berdasarkan analisis arus kas, dilakukan perhitungan B/C ratio atau Net B/C, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Pay Back Period (PBP). Sebuah usaha berdasarkan kriteria investasi di atas dikatakan layak jika B/C ratio atau Net B/C > 1, NPV > 0, dan IRR > discount faktor. Berikut ini gambaran Kelayakan Usaha dari asumsi keuangan pada bisnis pengolahan abon ikan :

  1. Net B/C bernilai 1,46
  2. NPV bernilai Rp 66.497.186
  3. IRR bernilai 33.55%
  4. PBP sebesar ± 3 tahun usaha

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha abon ikan layak dilakukan bahkan menguntungkan. Karena pada tingkat suku bunga (discount factor) 15 persen per tahun, Net B/C sebesar 1,46 (> 1) dan NPV sebesar Rp 66.954.793 (> 0). Dengan nilai IRR 33,55 persen (> DF 15 persen). Artinya : proyek ini layak dilaksanakan meskipun tingkat suku bunga (discount factor) mencapai 33,55 persen per tahun.

Dari gambaran Kelayakan Usaha Abon Ikan di atas juga dapat diketahui bahwa jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan seluruh biaya investasi usaha (PBP usaha) adalah 3 tahun (kurang dari 5 Tahun). Dengan demikian, usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian seluruh investasi lebih pendek dari periode proyek (5 tahun).

Demikian info seputar asumsi keuangan pada bisnis pengolahan abon ikan, semoga post ini berguna untuk Anda. Tolong post ini dishare agar semakin banyak yang memperoleh manfaat.

Referensi:

Check Also

Aspek Pemasaran dari Usaha Pengolahan Abon Ikan

Pembahasan kita kali ini adalah . Pada postingan kali ini akan dibahas mengenai aspek pemasaran …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *