Pembahasan kita sekarang yaitu analisis sensitivitas pada bisnis abon ikan. Dalam analisis setiap investasi usaha, termasuk usaha pengolahan abon ikan, tentu terdapat ketidakpastian yang akan mempengaruhi hasil perhitungan. Analisis sensitivitas mesti dilakukan untuk menguji seberapa sensitif usaha yang akan dilaksanakan terhadap perubahan. Perubahan disini yaitu perubahan jumlah dan harga-harga dari input dan output produksi.
Analisis Sensitivitas pada Bisnis Abon Ikan
Dalam analisis sensitivitas pada bisnis abon ikan ini digunakan 3 skenario, yaitu :
a. Skenario I
Pendapatan usaha mengalami penurunan sedangkan untuk biaya investasi dan biaya operasional diasumsikan tetap. Penurunan pendapatan bisa diakibatkan oleh penurunan harga abon ikan, jumlah permintaan yang menurun, ataupun jumlah produksi yang menurun.
b. Skenario II
Biaya operasional mengalami kenaikan sedangkan untuk biaya investasi dan juga penerimaan usaha diasumsikan tetap. Kenaikan biaya operasional bisa terjadi akibat kenaikan harga input produksi, seperti bahan baku dan peralatan produksi.
c. Skenario III
Skenario ketiga ini merupakan gabungan dari skenario I dan skenario II. Dimana diasumsikan penerimaan usaha mengalami penurunan dan biaya operasional mengalami kenaikan, sedangkan biaya investasi tetap.
Skenario I Analisis Sensitivitas Bisnis Abon
Pada skenario I, dengan penurunan pendapatan sebesar 2 persen, didapat nilai Net B/C sebesar 1,06 (> 1), NPV sebesar Rp 8.100.716 (> 0), nilai IRR 17,37 persen (> DF 15 persen), periode pengembalian seluruh investasi selama 4 tahun 8 bulan (kurang dari 5 tahun). Semua indikator kelayakan tersebut menunjukkan bahwa usaha ini masih layak untuk dilaksanakan dan dibiayai oleh bank.
Hasil Analisis Sensitivitas pada Bisnis Abon Ikan Skenario I : Penerimaan Turun (dari 2% ke 3%)
- Net B/C dari 1,06 menjadi 0,84
- NPV dari Rp 8.100.716 menjadi – Rp 22.310.035
- IRR dari 17,37% menjadi 8,21%
- PBP (usaha) dari 4 tahun 8 bulan (4,65) menjadi > 5 tahun
Namun, pada penurunan pendapatan sebesar 3 persen proyek ini sudah tidak layak lagi dilaksanakan. Hal tersebut bisa dilihat dari Net B/C yang diperoleh sebesar 0,84 (< 1), NPV sebesar Rp –22.310.035,– (< 0), IRR sebesar 8,21 % (< DF 15%), jangka waktu pengembalian investasi lebih dari 5 tahun (melebihi umur proyek).
Skenario II Analisis Sensitivitas Bisnis Abon
Pada skenario II analisis sensitivitas pada bisnis abon ikan, dengan kenaikan biaya operasional sebesar 2%, didapat nilai-nilai :
- Net B/C sebesar 1,09 (> 1),
- NPV Rp 12.332.245,– (> 0),
- IRR sebesar 18,58%, (> DF 15%),
- Jangka waktu pengembalian seluruh investasi 4 tahun 6 bulan (< 5 tahun).
Dengan demikian pada tingkat kenaikan biaya operasional sebesar 2%, usaha ini masih layak untuk dilaksanakan. Hasil Analisis Sensitivitas Skenario II: Biaya Operasional Naik (dari 2% ke 3%)
- Net B/C dari 1,09 menjadi 0,89
- NPV dari Rp 12.332.245 menjadi – Rp 15.962.741
- IRR dari 18,58% menjadi 10,19%
- PBP (usaha) dari 4 tahun 6 bulan (4,48) menjadi > 5 tahun
Pada skenario kenaikan biaya 3%, proyek ini tidak layak diusahakan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Net B/C sebesar 0,89 (<1), NPV sebesar Rp –15.962.741,– (< 0) dan IRR 10,19 % (< DF 15%) dan jangka waktu pengembalian seluruh investasi melebih 5 tahun (lebih panjang dari umur proyek).
Skenario III Analisis Sensitivitas Bisnis Abon
Hasil Analisis Sensitivitas pada bisnis abon ikan Skenario III : Penerimaan Turun dan Biaya Operasional Naik (dari 2% ke 3%)
- Net B/C dari 1,07 menjadi 0,84
- NPV dari Rp 10.216.481 menjadi – Rp 22.397.818
- IRR dari 17,98% menjadi 8,18%
- PBP (usaha) dari 4 tahun 7 bulan (4,56) menjadi > 5 tahun.
Pada skenario III, dengan penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasional masing-masing sebesar 1%, didapat nilai Net B/C sebesar 1,07 (> 1), NPV sebesar Rp 10.216.481,– (> 0), nilai IRR 17,98% (> Discount factor 15%), periode pengembalian seluruh investasi selama 4 tahun 7 bulan (kurang dari 5 tahun). Semua indikator kelayakan tersebut menunjukkan bahwa usaha ini masih layak untuk dilaksanakan.
Namun, pada penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasional masing-masing sebesar 1,5% proyek ini sudah tidak layak lagi dilaksanakan. Hal tersebut bisa dilihat dari Net B/C yang diperoleh sebesar 0,84 (< 1), NPV sebesar Rp –22.397.818,– (< 0), IRR sebesar 8,18% (< DF 15%) dan jangka waktu pengembalian investasi lebih dari 5 tahun (melebihi umur proyek).
Hasil analisis aspek keuangan di atas menunjukkan bahwa usaha abon ikan bisa memberikan pendapatan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, proyek ini layak dilaksanakan. Namun, usaha ini bersifat sangat sensitif terhadap penurunan pendapatan dan/atau peningkatan biaya operasional.
Sekian informasi tentang Analisis Sensitivitas pada Bisnis Abon Ikan, kami harap postingan ini membantu Anda. Kami berharap postingan ini dishare supaya semakin banyak yang mendapat manfaat.
Referensi:
- Pola Pembiayaan Usaha Pengolahan Abon Ikan, Bank Indonesia (BI)
- Rencana Bisnis Sukses
- Bisnis Plan Digital