Pebisnis Harus Memimpin dengan 3 Hati

Topik kita kali ini yaitu Pebisnis harus memimpin dengan 3 hati. Keberhasilan suatu tim, selain ditentukan oleh perekrutan karyawan yang benar, juga ditentukan dari bagaimana andil pemimpinnya. Sebagai pemimpin suatu perusahaan, dibutuhkan “pemimpin dengan 3 HATI”, agar pegawai dapat memiliki sikap loyalitas dan totalitas yang tinggi.

Pebisnis Harus Memimpin dengan 3 Hati

Pebisnis Harus Memimpin dengan 3 Hati

Perbedaan mendasar antara Manajer dan Pemimpin yaitu “Manajer DIANGKAT, Pemimpin DIAKUI; Manajer DITAKUTI, Pemimpin DIIKUTI”. Berikut penjelasan mengenai pebisnis harus memimpin dengan 3 hati.

Memimpin dengan HATI

Hati yang pertama dari pebisnis harus memimpin dengan 3 hati yaitu memimpin dengan hati. Bagaimana cara menularkan budaya perusaahaan. Caranya yaitu dengan memberi contoh. Memimpin itu dengan contoh, bukan hanya sekedar perintah. Mulailah dari diri sendiri. Jangan bicara disiplin jika Anda sendiri tidak disiplin. Jangan bicara bagaimana menjadi tim yang baik, jika Anda juga tidak mau dipimpin. Bersihkan toilet Anda, sampai tim Anda sungkan melihatnya. Tetapi hal tersebut lakukanlah dengan ikhlas.

Angkatlah barang-barang yang berat, kotor, tanpa canggung. Datang paling awal, pulang paling akhir. Tidak bersikap bossy, tapi lakukan bersama-sama. Terutama saat awal-awal Anda membangun usaha, hingga menemukan penerus Anda. Sebelum mengajarkan SOP, tekankan pada tujuan, kenapa harus begini atau begitu! Merekrut orang yang benar adalah kuncinya! Orang yang benar, tidak perlu pahatan, cukup polesan.

3 langkah delegasi

  • Saya lakukan, Anda melihat
  • Anda lakukan, saya melihat
  • Anda lakukan, saya tidak melihat

Adakalanya mereka tidak melakukan yang seharusnya dilakukan walaupun sudah Anda latih. Tanyalah apa yang menjadi penyebabnya. Temukan jawabannya dan ubah polanya. Inilah fungsi coaching! Ajak mereka mengerti “Mengapa harus seperti ini?”, bukan sekedar “Seharusnya seperti ini!” Tunjukkan bahwa HATI Anda di situ. Jika Anda mengajarkan tanpa hati, yang ada hanya instruksi yang dipatuhi, bukan kesadaran diri.

Bagaimana melahirkan tim player yang bisa diandalkan? Ajarkan demokrasi yang benar, bukan sekedar voting. Tim berhak memberi saran, pemimpin yang memutuskan. Mustahil membuat keputusan yang menyenangkan semua pihak, benar atau salah itu baru ketahuan setelah ada hasilnya.

Sesekali bertukar peranlah dengan bawahan Anda, biarkan dia memimpin dan Anda mengikuti. Tunjukkan bahwa Anda juga tim yang patuh dan handal! Biarkan mereka membuat kesalahan, asalkan tidak fatal, biarkan saja. Saat Anda memimpin juga tidak 100 persen benar! Yang terpenting, lakukan evaluasi setelah berbuat kesalahan, ‘ngepel’ dan jangan terpeleset di tempat yang sama. Pengertian Anda adalah poin di hati mereka.

Ingat: Gunakan indikator penilaian untuk mengukur benar atau salah dalam suatu tugas, bukan sekedar “Menurut saya …”.

Memimpin dengan HATI-HATI

Hati yang kedua dari pebisnis harus memimpin dengan 3 hati yakni memimpin dengan hati-hati. Memimpin dengan hati-hati itu tegas bukan sadis, membuat alat anti salah dan menegakkan aturan-aturan. Sistem dibuat untuk mengeliminasi kesalahan, agar perusahaan dapat berjalan semestinya tanpa Anda. Namun, tidak ada kata sempurna, yang ada hanya menyempurnakan. Saat terjadi kesalahan lagi, saatnya menyempurnakan sistem. Sempurnakan dengan semangat ‘KAIZEN’ atau perbaikan terus menerus.

Setiap kesaalahan yang dibuat karena melanggar peraturan, harus diberikan hukuman. Tetapi jangan lakukan dengan hati (benci), cukup karena aturan. Kontrol sistem yang baik dapat mengeliminasi kebocoran, bukan menghilangkan 100 persen!.

Contohnya untuk menghindari kebocoran uang, pisahkan kasir dengan accounting, uang tidak boleh menginap di karyawan. Namun, jika dengan cara tersebut masih bocor juga, maka Anda harus menegakkan keadilan tanpa kebencian. Pecat dengan baik-baik dan minta maaflah. Dan Anda harus memperingatkan karyawan yang telah melakukan hal tersebut dengan memberikan waktu misalnya 1-2 minggu untuk mengembalikan uang perusahaan. Jika peringatan tersebut tidak digubris maka Anda harus melaporkan ke pihak berwajib.

Tindakan seperti itu merupakan tindakan tegas bukan sadis. Jika Anda mentolelir ketidakjujuran maka Anda sama seperti membiarkan virus bertumbuh di perusahaan Anda. Setelah itu, Anda harus evaluasi, kenapa hal tersebut bisa terjadi? Kemudian Anda harus menyempurnakan revisi SOP. Jadilah pemimpin yang bukan sekedar memimpin dengan hati, tapi juga memimpin dengan hati-hati.

HATI-HATI mereka juga mempunyai HATI

Hati yang ketiga dari pebisnis harus memimpin dengan 3 hati adalah hati-hati mereka juga punya hati. Cara menumbuhkan loyalitas di perusahaan / organisasi adalah dengan menyentuh hati dengan hati. Mereka bukan robot yang hanya mengerjakan tugas. Sebelum menuntut mereka untuk loyal kepada Anda, tanyakan dulu diri Anda, “Apa yang sudah Anda tanam di hati mereka”. Bukan sekedar gaji saja! Kunci menumbuhkan loyalitas adalah memanusiakan manusia! Anggap mereka seperti saudara, bahkan anak-anak Anda.

Buatlah peraturan walaupun cuma kecil tetapi dapat berdampak pada hati karyawan Anda. Bukan hal-hal besar yang membuat mereka loyal kepada Anda, tetapi hal-hal kecil yang dilakukan pada saat yang tepat. Hanya saja Anda tidak akan tahu, kapan waktu yang tepat itu. Sekali Anda menyentuh hati mereka, Anda akan mendapatkan janji setianya. Berikut latihan-latihannya

  1. Berikan apresiasi kejutan atas prestasi mereka.
  2. Bonus tidak terduga lebih powerfull disbanding yang dijanjikan.
  3. Sesekali datanglah ke rumah mereka di malam hari, dengan membawa roti atau buah tangan. Jangan bicara kerjaan, sekadar “say hai”, dan pulanglah.
  4. Empatilah! Jika melihat mimik muka mereka sedang kusut, datangi dan ajaklah bicara (bukan interogasi) dari hati ke hati. Kadang mereka hanya perlu teman bicara.
  5. Saat terbaik memberikan bantuan baik uang, tenaga atau pemikiran adalah saat mereka membutuhkan. Jangan terlalu berhitung terhadap apa yang sudah mereka berikan pada perusahaan. Anggap saja beramal, berikan dengan ketulusan.
  6. Seperti orang tua kepada anaknya, jika kesalahan mereka masih termaafkan, maafkanlah. Tapi jika Anda yang berbuat salah, jangan gengsi untuk meminta maaf. Karena di situlah Anda akan disegani.
  7. Jangan bayar mereka di bawah angka kebutuhan mereka. Karena pasti mereka akan mencuri: waktu, fasilitas, barang atau uang.
  8. Libatkan emosi mereka dalam menjalankan pekerjaan, bukan sekedar menunggu gajian. Ajarkan nilai-nilai, biarkan jiwa mereka juga bertumbuh.

Demikian info bisnis tentang pebisnis harus memimpin dengan 3 hati semoga bermanfaat.

Referensi:

Check Also

Tiga Kategori Pengusaha Untuk Memahami Kecerdasan Adversity

Topik kita kali ini ialah . Prof. Dr. dr. Hari K. Lasmono, MS seorang Guru …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *