Pembahasan kita kali ini adalah penerimaan kondisi saat bisnis bangkrut. Mungkin saat ini Anda sedang bangkrut. Bersyukurlah jika saat bangkrut, masih banyak ‘malaikat-malaikat’ di sekitar Anda. Tapi biasanya, saat Anda bangkrut, jin pun malas berteman dengan Anda. Maka dari itu, ada baiknya saat dalam kebangkrutan, tidak perlu meratap dan berkeluh kesah kepada kawan-kawan Anda, kecuali bisa memberi solusi atau bahkan membantu keuangan Anda.
Penerimaan Kondisi saat Bisnis Bangkrut
Jika tidak, telanlah kebangkrutan Anda sendiri. Boleh berharap orang lain membantu, tapi Anda harus bersiap mental menghadapi penolakan-penolakan. Ketakutan terhadap kondisi yang belum terjadi sering kali lebih dramatis dibanding saat benar-benar terjadi. Itulah fakta yang harus Anda hadapi.
Risiko-risiko yang mungkin akan Anda hadapi bila terjadi kebangkrutan pada bisnis Anda yaitu :
- Dijauhi teman
- Ditinggal pasangan
- Mobil ditarik
- Rumah disita
- Debt collector menagih tiap hari
- Diancam dipidanakan!! Hutang-piutang adalah perdata, bukan pidana! Kecuali Anda dipelesetkah atau ceroboh.
Ternyata dari semua risiko bangkrut, tidak ada yang mematikan. Risiko paling buruk, balik ke titik Nol atau Minus secara keuangan, tetapi Plus secara Pengalaman.
IImu baru yang Anda dapatkan saat bangkrut:
- Rendah hati dan tawakal
- Belajar efisiensi
- Negosiasi
- Manajemen keuangan
- Produktivitas Efektivitas waktu Sabar
- Problem solving
- Leadership
Dengan catatan berhasil melewatinya, jangan kaget apabila Anda melihat seseorang pasca bangkrut justru melesat lebih pesat. Kenapa? Karena dia berhasil mengoptimalkan profit dan arus kas dibandingkan dalam kondisi normal.
Saatnya kembali kepada Tuhan
Ujian bisa dalam bentuk musibah dan juga kelimpahan. Saat berkelimpahan justru adalah ujian yang lebih berat, karena umumnya sering menjauhkan diri dari Tuhan. Kebangkrutan sering ada baiknya, yaitu merontokkan kesombongan kita. Ternyata banyak faktor kesuksesan yang tidak bisa dinalar akal atau kerja keras Anda. Mungkin Tuhan rindu dengan ibadah Anda, ratapan Anda, kerendahdirian Anda di hadapan Tuhan.
Bermunajat kepada Tuhan adalah bukti alangkah kecilnya kuasa Anda, tapi jangan memaksa Tuhan memenuhi doa Anda saat itu juga. Karena banyak yang frustrasi dan justru hilang iman saat berharap berlebih (dan memaksa) Tuhan akan memberikan kemudahan kepada Anda saat itu juga.
Bisa jadi bukan kemudahan yang Anda dapatkan, tapi justru hambatan-hambatan lain yang Anda dapatkan. Jika Anda mau jujur pada diri sendiri dan mengakui kesalahan-kesalahan Anda, barulah ‘hikmah’ itu didapat. Bisa jadi (bahkan sering) yang Anda sebut ‘ujian’ sebenarnya adalah hukuman. Namanya juga manusia, sumbernya kekurangan. Yang sempurna adalah pembelajaran Anda.
Penerimaan diri menghadapi kondisi terburuk akan membebaskan Anda dari tuntutan hasil atas segala upaya atau doa Anda. Kepasrahan hati (atau istilahnya ‘ZERO’) kepada Allah sepenuhnya membuat Anda bersyukur jika ada kemajuan dalam kasus yang sedang Anda hadapi.
Demikian info bisnis tentang penerimaan kondisi saat bisnis bangkrut semoga bermanfaat.
Referensi:
- Kitab AntiBangkrut, Jaya Setiabudi
- Motivasi Sukses dalam Bisnis
- Peluang Bisnis Jasa Digital