
Topik kita kali ini ialah rencana pendanaan bisnis abon ikan yang efisien. Pada postingan kali ini akan dibahas mengenai aspek keuangan dari usaha pengolahan abon ikan. Aspek keuangan yang akan dibahas yaitu tentang rencana pendanaan bisnis abon ikan.
Rencana Pendanaan Bisnis Abon Ikan yang Efisien
Perencanaan dana tersebut terdiri atas komponen biaya investasi dan biaya operasional serta Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja. Lebih jelasnya baca pembahasan di bawah ini.
Komponen Biaya Investasi dan Biaya Operasional
Berikut ini beberapa komponen biaya dalam rencana pendanaan bisnis abon ikan yaitu :
a. Biaya Investasi
Biaya investasi untuk usaha abon ikan terdiri dari : biaya perizinan, sewa tanah dan bangunan, serta pembelian mesin atau peralatan produksi dan peralatan pendukung lainnya. Jenis, nilai pembelian dan penyusutan dari masing-masing biaya investasi yang dibutuhkan untuk memulai usaha pengolahan abon ikan disajikan pada Tabel di bawah.
No. | Jenis Biaya | Nilai | Penyusutan |
1. | Perizinan | 2.450.000 | |
2. | Sewa tanah dan bangunan | 10.000.000 | |
3. | Mesin / Peralatan Produksi | 12.700.000 | 2.760.000 |
4. | Peralatan lain | 950.000 | 160.000 |
Jumlah | 26.100.000 | 2.920.000 | |
5. | Sumber Dana Investasi dari : | ||
a. Kredit | 10.000.000 | ||
b. Dana Sendiri | 16.100.000 |
Biaya perizinan merupakan biaya yang mesti dikeluarkan untuk mendapatkan beberapa surat izin yang dibutuhkan. di antara kebutuhan surat izin tersebut antara lain :
- Surat Izin Usaha Pengolahan (SIUP),
- P-IRT dari Departemen Kesehatan,
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
- Badan hukum KUB, dan
- Sertifikat Halal.
Masa berlaku masing-masing surat izin tersebut bervariasi. Total biaya perizinan yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 2,450 juta. Sewa tanah dan bangunan dilakukan untuk jangka waktu 5 tahun. Pada tahun-tahun tertentu bila dilakukan re-investasi untuk pembelian mesin atau peralatan produksi yang umur ekonomisnya kurang dari 5 (lima) tahun. Jumlah biaya investasi keseluruhan pada tahun 0 adalah Rp 26,1 juta. Kebutuhan dana investasi ini dipenuhi dari dana sendiri dan kredit investasi dari lembaga keuangan formal seperti bank.
Komponen terbesar untuk biaya investasi ini adalah pembelian mesin atau peralatan produksi serta sewa tanah dan bangunan yang mencapai 87 persen dari total biaya investasi. Sisanya adalah biaya investasi untuk pembelian peralatan pendukung dan pengurusan perizinan.
b. Biaya Operasional
Biaya operasional dalam rencana pendanaan bisnis abon ikan terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Komponen biaya variabel mencakup biaya bahan baku, bahan pembantu, bahan pendukung, biaya tenaga kerja produksi, biaya makan tenaga kerja produksi dan biaya transportasi. Sementara itu, komponen biaya tetap terdiri dari biaya overhead pabrik (BOP) serta biaya administrasi dan umum.
1) Biaya Variabel
- Bahan Baku Rp 648.000.000
- Bahan Pembantu Rp 172.926.000
- Bahan Pendukung Rp 32.892.000
- Tenaga kerja produksi Rp 44,400.000
- Biaya Transportasi Rp 6.000.000
2). Biaya Tetap
- Biaya Overhead Pabrik (BOP) Rp 33,292,500
- Biaya administrasi & umum Rp 360,000
Total biaya operasional untuk 1 (satu) tahun produksi yaitu sebesar Rp 937.870.500. Biaya bahan baku dan bahan pembantu menyerap 88 persen dari total biaya operasional tersebut. Biaya Operasional Usaha Abon Ikan per Tahun.
Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja
Dalam rencana pendanaan bisnis abon ikan juga dimasukan poin tentang kebutuhan dana investasi. Besarnya kebutuhan modal kerja dihitung berdasarkan kebutuhan dana awal buat 1 (satu) kali siklus produksi. Usaha pembuatan abon ikan mempunyai siklus produksi (lama waktu yang diperlukan dari pembelian bahan baku sampai pembayaran terlama dari penjualan produk) kurang lebih selama 1,5 bulan.
Sehingga jumlah kredit modal kerja yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Kebutuhan modal kerja
= (siklus produksi / bulan kerja dalam setahun) x biaya operasional selama 1 tahun
= (1/8) x Rp 937.870.500
= Rp 117.233.813
Sumber dana untuk mencukupi kebutuhan modal kerja berasal dari dana pengusaha sendiri dan dari bank atau lembaga pembiayaan lainnya. Perincian jumlah dan sumber dana dalam rencana pendanaan bisnis abon ikan yaitu sebagai berikut :
Kredit | Dana sendiri | |
Dana investasi yang bersumber dari | 10.000.000 | 16.100.000 |
Dana modal kerja yang bersumber dari | 60.000.000 | 57.233.813 |
Total dana proyek yang bersumber dari | 70.000.000 | 73.333.813 |
Jangka waktu kredit / pinjaman dari bank yaitu 2 (dua) tahun tanpa grace period. Tingkat suku bunga kredit yang digunakan adalah sebesar 15 persen per tahun dengan sistem bunga menurun. Dengan demikian, jumlah angsuran pokok dan bunga kredit yang harus dibayar oleh pengusaha abon ikan pada setiap bulannya dapat dihitung.
Tabel di bawah menunjukkan kumulatif angsuran (angsuran pokok dan bunga) untuk kredit yang harus dibayar setiap tahunnya.
Tahun ke- | Kredit | Angsuran Pokok | Angsuran Bunga | Total Angsuran | Saldo Awal | Saldo Akhir |
0 | 70.000.000 | 70.000.000 | 70.000.000 | |||
1 | 35.000.000 | 8.093.750 | 43.093.750 | 70.000.000 | 35.000.000 | |
2 | 35.000.000 | 2.843.750 | 37.843.750 | 35.000.000 |
Demikian informasi berkaitan dengan rencana pendanaan bisnis abon ikan yang efisien, semoga artikel kali ini membantu kalian. Mohon artikel ini disebarluaskan supaya semakin banyak yang mendapat manfaat.
Referensi:
- Pola Pembiayaan Usaha Pengolahan Abon Ikan, Bank Indonesia (BI)
- Rencana Bisnis Sukses
- Bisnis Plan Digital
Ternyata belajar internet itu mengasyikan, apalagi bisa punya penghasilan 20 jutaan per bulan... rasanya gimana gitu... Tapi gimana cara belajarnya?? Klik gambar di bawah untuk dapat solusinya