Sekarang kami akan jelaskan seputar selaraskan otak berpikir dan otak emosional dalam berbisnis. Hasil penelitian Daniel Goleman, pengarang ”Emotional Intelligence”, tentang otak dan ilmu perilaku yang dimuat “The New York Times”, menarik untuk dikaji.
Selaraskan Otak Berpikir dan Otak Emosional dalam Berbisnis
Dikatakannya, sesungguhnya Anda memiliki 2 otak, yakni :
- Yang berpikir (otak berpikir) dan
- Yang merasakan (otak emosional).
Biasanya, otak berpikir Anda disebut otak kiri, dan otak emosional Anda disebut otak kanan. Maksudnya, apa-apa yang Anda ketahui ada di otak berpikir, dan apa-apa yang Anda rasakan ada di otak emosional. Dikotomi emosional dengan berpikir kurang lebih sama dengan istilah “hati” dengan “kepala”.
Sebenarnya mana yang lebih dulu terjadi? Menurut penelitiannya itu, Goleman menyebutkan, bahwa otak emosional ternyata terjadi lebih dulu sebelum otak berpikir. Lantas, sebenarnya apa segi manfaat yang bisa Anda petik dari penelitiannya itu, khususnya bagi Anda yang bergerak di dunia usaha?
Keselarasan Otak Pikir dan Emosional
Penelitian ini mengingatkan, bahwa di dalam menggeluti dunia usaha, sebaiknya Anda bisa selaraskan otak berpikir dan otak emosional. Keselarasan kedua otak itu bagi Anda sangat dibutuhkan, terutama di dalam Anda mengambil suatu keputusan penting dalam bisnis. Selaras disini bukan berarti harus seimbang, karena antara otak berpikir dan otak emosional memiliki kapasitas kerja yang berbeda. Dimana kerja otak emosional lebih besar dibandingkan otak berpikir yaitu sekitar 80 persen berbanding 20 persen.
Keselarasan itu akan membuat Anda lebih tepat dan bijaksana dalam mengambil keputusan bisnis terlebih di saat persaingan bisnis seperti sekarang ini yang kerap kali menghadapkan Anda kepada rentetan pilihan-pilihan cukup banyak.
Apalagi, kedua otak tersebut, yang emosional dan yang berpikir, pada umumnya bekerja dalam keselarasan yang erat, saling melengkapi, saling terkait di dalam otak. Dimana, emosi memberi masukan dan informasi kepada proses berpikir atau pikiran rasional. Sementara pikiran rasional memperbaiki dan terkadang memveto masukan emosi tersebut.
Tapi sebaliknya, jika saja keduanya tidak ada keselarasan atau katakanlah otak emosional-lah yang dominan atau melebihi kapasitas kerjanya serta menguasai otak berpikir. Maka keselarasan kedua otak (selaraskan otak berpikir dan otak emosional) itu akan goyah. Anda akan cenderung tidak bisa berpikir jernih, suka bertindak gegabah dan sering melakukan kesalahan fatal dalam setiap mengambil keputusan penting dalam bisnis.
Kalau dominan otak berpikir atau melebihi batas kerjanya, maka Anda hanya sekadar bersikap analitis, dan mengambil tindakan tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain. Akibatnya menimbulkan hilangnya kegairahan dan antusiasme bisnis.
Oleh karena itu, Anda jangan sampai kehilangan keselarasan kedua otak (selarkan otak berpikir dan otak emosional) tersebut. Sebab, seperti yang juga ditegaskan oleh Dr. Damasio, seorang ahli neurologi, bahwa perasaan atau emosi biasanya sangat dibutuhkan untuk keputusan rasional. Otak emosional Anda akan menunjukkan pada arah yang tepat. Maka, adalah tindakan yang tepat, jika mulai sekarang Anda bisa mengatur emosi Anda sendiri.
Cara Belajar Mengatur Emosi
Dalam konteks ini menurut pakar manajemen, Dr. Patricia Patton mengatakan bahwa untuk mengatur emosi, Anda bisa melakukan dengan cara belajar, yaitu :
- Belajar mengidentifikasi apa biasanya yang memicu emosi Anda dan respon apa yang Anda berikan.
- Belajar dari kesalahan, belajar membedakan segala hal di sekitar Anda yang dapat memberikan pengaruh pada diri Anda.
- Belajar selalu bertanggung jawab terhadap setiap tindakan Anda.
- Belajar mencari kebenaran, belajar memanfaatkan waktu secara maksimal untuk menyelesaikan masala
- Belajar menggunakan kekuatan sekaligus kerendahan hati.
Dampak positif dari terciptanya keselarasan kedua otak itu juga akan memunculkan tindakan-tindakan produktif, membuat Anda semakin mantap dalam berbisnis, dan pada akhirnya akan berdampak positif bagi kemajuan bisnis Anda.
Singkatnya, keselarasan (selaraskan otak berpikir dan otak emosional) itu sangat berkaitan dengan pemberdayaan diri Anda. Dimana, Anda mesti bisa mengontrol diri, dan menggunakan akal sehat. Dan, tentu saja, keselarasan itu tidak akan terwujud kalau Anda masih juga memegang teguh sifat mementingkan diri sendiri. Sehingga, seorang wirausahawan yang bisa menyelaraskan otak berpikir dan otak emosionalnya, akan sangat mungkin lebih berhasil dalam bisnisnya.
Boleh jadi peluang menjadi wirausahawan yang kompeten, bernilai, profesional, dan bahagia akan lebih bisa dicapai. Meski tidak mudah Anda menyelaraskan kedua otak tersebut, tapi Anda harus berani mencobanya.
“Tidak mudah menyelaraskan kedua otak (selaraskan otak berpikir dan otak emosional) tersebut. Tapi Anda harus berani mencobanya”.
Sekian informasi mengenai selaraskan otak berpikir dan otak emosional dalam berbisnis, semoga artikel kali ini bermanfaat untuk Anda. Kami berharap artikel ini dibagikan supaya semakin banyak yang mendapat manfaat.
Referensi:
- Cara Gila Jadi Pengusaha, Purdi E. Chandra
- Motivasi Sukses dalam Bisnis
- Peluang Bisnis Jasa Digital