Pada kesempatan ini kami akan ulas berkaitan dengan tahapan proses produksi abon ikan. Proses produksi abon ikan relatif sederhana dan mudah dilakukan. Secara umum, proses produksi abon ikan, mulai dari tahap pengadaan bahan baku ikan sampai tahap pengemasan abon ikan.
Tahapan Proses Produksi Abon Ikan
Berikut beberapa tahapan proses produksi abon ikan tersebut :
Proses Produksi
Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah ikan Marlin yang masih utuh dan segar, untuk selanjutnya dilakukan proses penyiangan.
Penyiangan Bahan baku
Pada proses penyiangan yaitu pemotongan ikan dan pencucian daging ikan, maka bagian kepala, isi perut dan sirip ikan dibuang. Daging ikan hasil tahap penyiangan sebaiknya direndan dalam air yang dicampur dengan air cuka. Kadar air cuka yang dipakai adalah ± 2 persen. Ini dilakukan untuk membuat bau amis hilang.
Perebusan
Potongan ikan yang telah direndam dalam air cuka kemudian disusun ke dalam badeng dan direbus selama 30 – 60 menit. Proses perebusan akan dihentikan setelah daging ikan menjadi lunak. Selama proses perebusan tersebut juga ditambahkan daun salam dan garam rebus.
Pengepresan I
Ikan yang telah direbus kemudian dipres dengan mesin pengepres. Sebelum dipres, daging ikan tersebut sebaiknya ditiriskan terlebih dahulu sekitar 5 – 10 menit. Tahap pengepresan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada daging ikan yang telah direbus. Makin sedikit kadar air yang dikandung dalam daging, maka akan makin baik pula serat-serat daging yang dihasilkan.
Pencabikan I
Setelah daging ikan dipres, kemudian dilakukan proses pencabikan sampai menjadi serat.-serat. Proses ini bisa dilakukan dengan tangan atau dengan mesin pencabik (giling).
Pemberian Bumbu dan Santan
Pada tahapan proses produksi abon ikan ini, serat-serat daging hasil pencabikan ditambahkan bahan-bahan pembantu (bumbu-bumbu). Bumbu-bumbu yang ditambahkan terdiri dari : bawang putih, ketumbar, lengkuas yang telah diparut dengan mesin parutan, gula pasir, garam dapur dan santan kelapa.
Penggorengan
Setelah bumbu-bumbu tercampur secara merata dalam serat-serat daging ikan, kemudian dilakukan penggorengan ± 60 menit. Selama proses penggorengan, secara terus menerus dilakukan pengadukan agar abon ikan yang dihasilkan matang secara merata dan bumbu- bumbu dapat meresap dengan baik. Tahap penggorengan ini akan dihentikan setelah serat- serat daging yang digoreng sudah berwarna kuning kecoklatan.
Pengepresan II
Tahapan proses produksi abon ikan berikutnya adalah pengepresan kembali serat-serat daging ikan yang telah digoreng. Proses pengepresan tahap kedua ini bertujuan untuk mengurangi kadar minyak pasca proses penggorengan.
Pencabikan II
Setelah dipres, kemudian dilakukan pencabikan tahap kedua agar tidak terjadi penggumpalan. Proses pencabikan tahap kedua ini akan dihentikan setelah terbentuk produk akhir berupa abon ikan dengan tekstur yang seragam.
Pengemasan
Tahap akhir pada tahapan proses produksi abon ikan dilakukan pengemasan abon ikan. Jika pengemasan tidak langsung dilakukan, maka produk abon ikan akan disimpan terlebih dahulu dalam kantung plastik besar (blong) di gudang penyimpanan, sebelum dilakukan pengemasan.
Rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam setiap kali produksi abon ikan dengan kapasitas 150 kg bahan baku ikan Marlin, yaitu mulai dari tahap penyiangan ikan sampai ke tahap pengemasan adalah satu hari kerja.
Jenis dan Mutu Produksi
Jenis produk yang dihasilkan adalah abon ikan yang dijual dalam kemasan 100 gram (60 persen) dan kemasan 250 gram (40 persen). Komposisi Kandungan Gizi dalam 100 gram Abon Ikan yaitu
- Air 4,13 gram
- Lemak 24,31 gram
- Karbohidrat 13,41 gram
- Protein 31,22 gram
- Mineral 15,87 gram
Produksi Optimum
Kapasitas produksi optimal adalah ± 5 : 3, yaitu bahan baku dibanding hasil produksi. Sebagai contoh untuk 10 kg bahan baku ikan Marlin, yang dicampur dengan bahan-bahan pembantu, akan diperoleh hasil sekitar 4 kg abon ikan (rendemen ± 40 persen).
Kendala Produksi
Kendala produksi yang sangat dirasakan oleh pengusaha abon ikan adalah kontinuitas penyediaan bahan baku. Meskipun bahan baku yaitu ikan Marlin dapat didatangkan dari TPI yang lain, tetapi mengingat sifat bahan baku yang mudah busuk dan persyaratan produksi dengan bahan baku yang segar, dapat berpotensi pada penurunan kualitas. Untuk mengatasi hal ini, seyogyanya produsen abon ikan melakukan pemesanan terlebih dahulu kepada nelayan pemasok langganan di TPI-TPI di sekitarnya, minimal satu minggu sebelum proses produksi dilakukan.
Demikian info bisnis tentang tahapan proses produksi abon ikan semoga bermanfaat.
Referensi:
- Pola Pembiayaan Usaha Pengolahan Abon Ikan, Bank Indonesia (BI)
- Rencana Bisnis Sukses
- Bisnis Plan Digital